#Post Title #Post Title #Post Title
Monday, June 6, 2011

BIOMETRIK


Dalam Wikipedia , biometrik (berasal dari bahasa Yunani bios  yang artinya hidup dan metron yang artinya mengukur) adalah studi tentang metode otomatis untuk mengenali manusia berdasarkan satu atau lebih bagian tubuh manusia atau kelakuan dari manusia itu sendiri yang meiliki keunikan. Dalam dunia teknologi informasi, biometrik relevan dengan teknologi yang digunakan untuk menganalisa fisik dan kelakuan manusia untuk autentifikasi. Contohnya dalam pengenalan fisik manusia yaitu dengan pengenalan sidik jari, retina, iris, pola dari wajah (facial patterns), tanda tangan dan cara mengetik (typing patterns). Dengan suara adalah kombinasi dari dua yaitu pengenalan fisik dan kelakuannya.

Sistem Biometrika merupakan teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia. Sidik jari dan tanda tangan, masing-masing contoh biometrika berdasarkan bagian tubuh dan tingkah laku manusia. Keduanya telah digunakan dalam teknologi bimetrika dan telah diaplikasikan luas dewasa ini. Sistem pengenalan  diri adalah sistem untuk mengenali identitas seseorang secara otomatis dengan menggunakan teknologi komputer. Sistem akan mencari dan mencocokkan identitas seseorang dengan suatu basisdata acuan yang telah disiapkan sebelumnya melalui proses pendaftaran. Contohnya sistem pengenalan pelaku kejahatan menggunakan sidik jari. Berdasarkan sidik jari pelaku kejahatan, sistem akan secara otomatis mencari identitas pelaku pada basisdata kejahatan.

Contoh penggunaan biometrika :

  1. Fingerprint Verification, adalah produk dari biomatriks yang paling dikenal. Produk scanning Sidik jari adalah jenis yang paling umum. Sebagai mana yang telah diterapkan, Sidik jari menawarkan potensial keakuratan yang tinggi. Namun ada beberapa permasahan potensial yang dapat muncul, misalnya ada luka atau kotoran pada jari dan hal ini menyebabkan tidak dapat dikenalinya Sidik jari tersebut. Beberapa scanner Sidik jari akan menscan denyut nadi sepertihalnya jari.

  1. Voice Recognition mungkin metode yang paling diinginkan pemakai karena semua orang ingin berbicara dengan computer. Dalam prakteknya, penerapan voice recognition sangat sulit. Kemajuan terbaru dalam pengenalan suara sudah sangat meningkat termasuk teknologi ini, dan ini masih subjek permasalahan. Akuistik lokal, suara latar, kualitas mikropon, pilek/ flu, dan kemarahan semua ini bisa mengubah suara manusia sehingga membuat/ mempengaruhi pengenalan suara sulit atau mustahil untuk dideteksi keabsahannya. Lebih lanjut, sistem voice recognition cenderung memakan waktu dan prosesnya sangat sulit dan memerlukan banyak ruang untuk penyimpanan.
  1. Retinal Scanning, menyediakan keakuratan yang tinggi. Pola retinal adalah ciri khusus yang sangat tinggi. Setiap mata mempunyai pola pembuluh darah yang unik; bahkan mata yang identik kembar juga berbeda. Walaupun masing-masing pola secara normal dapat terpengaruh oleh karena suatu penyakit seperti glaukoma, kencing manis, tekanan darah tinggi, dan lain-lain

Karakteristik Biometrika
Berikut ini merupakan penjelasan singkat dari berbagai karakteristik biometrika yang biasa digunakan. Diantaranya DNA, sidik jari, retina, iris, pupil dan lain-lain

1. DNA
Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) merupakan kode unik untuk ciri khas seseorang. Akan tetapi, berdasarkan fakta, kembar identik mempunyai pola DNA yang sama. Saat ini DNA banyak digunakan untuk sistem pengenalan seseorang pada aplikasi forensik. Berikut ini adalah tiga permasalahan yang membatasi kegunaan dari biometrika DNA. Pertama, kepekaan dan pencemaran. Sepotong DNA mudah dicuri dari suatu subyek dan kemudian disalahgunakan untuk suatu tujuan tertentu. Kedua, masalah pengenalan diri untuk sistem real time. Proses pengenalan diri dengan DNA memerlukan metode bahan kimia yang sulit (proses basah) dan memerlukan keterampilan ahli sehingga tidaklah cocok untuk pengenalan secara online. Ketiga, masalah perlindungan privasi. Informasi tentang penyakit seseorang bisa diperoleh dari pola DNA dan penyalahgunaan dari informasi ini dapat menimbulkan permasalahan diskriminasi (Jain et al., 2004).

2. Telinga
Bentuk dari telinga dan struktur dari jaringan pinna kartilago dapat dijadikan biometrika yang dapat membedakan seseorang dari orang lainnya. Pendekatan yang dilakukan adalah berdasarkan pada pertemuan dari titik-titik pada bagian atas pinna yang menonjol pada telinga. Ciri yang dihasilkan dari telinga tidaklah begitu unik untuk melakukan pengenalan diri (Kong,2002; Jain et al.,2004).

3. Wajah (Face)
Sistem pengenalan seseorang dengan wajah tidak mengganggu kenyamanan seseorang saat akuisisi citra. Citra wajah mungkin merupakan karakteristik biometrika yang paling umum digunakan oleh manusia untuk sistem pengenalan. Aplikasi pengenalan wajah meliputi pengenalan wajah yang statis atau terkontrol sampai sistem identifikasi wajah dinamis yang tak terkontrol di dalam suatu latar belakang yang terbaur (contohnya di bandara udara). Pendekatan yang paling umum untuk pengenalan wajah didasarkan pada bentuk dan penempatan atribut wajah, seperti mata, alis mata, hidung, bibir, dan dagu serta hubungan antara atribut tersebut atau analisis wajah secara keseluruhan yang menghadirkan suatu wajah sebagai suatu kombinasi dari sejumlah wajah kanonik. Meskipun unjuk kerja dari sistem pengenalan wajah yang secara komersial tersedia cukup layak, sistem ini memiliki batasan atas bagaimana citra wajah diperoleh yang kadang menuntut suatu latar belakang sederhana dan penerangan khusus. Sistem ini juga mempunyai kesukaran didalam mengenali suatu wajah dari dua sudut pandang (pose) yang berbeda dan di bawah kekuatan penerangan dengan kondisi yang berbeda-beda. Agar dalam praktek, suatu sistem pengenalan wajah dapat bekerja dengan baik, maka sistem harus secara otomatis dapat (i) mendeteksi kehadiran wajah pada citra yang diperoleh; (ii) menempatkan wajah jika ada; dan (iii) mengenali wajah dari suatu sudut pandang umum (dari berbagai pose) (Jain et al., 2004).

4. Jejak panas dari wajah, tangan, dan pembuluh darah.
Pola dari panas yang dipancarkan oleh tubuh adalah suatu karakteristik unik dari suatu individu dan dapat ditangkap oleh suatu kamera inframerah dengan cara yang mudah seperti foto biasa. Suatu sistem penjejak panas tidak memerlukan kontak dengan pengguna, akan tetapi akuisisi citra pada lingkungan yang tidak terkendali merupakan suatu tantangan tersendiri, dimana terdapat panas memancar dari permukaan objek (misalnya: ruang alat pemanas dan pipa pembuangan panas) pada lingkungan sekitar badan. Sensor inframerah sangat mahal merupakan penghalang lain yang menghambat penggunaan penjejak panas secara luas (Jain et al., 2004).

5. Sidik Jari (Fingerprint)
Sidik jari berupa pola bukit dan lembah pada permukaan suatu ujung jari yang sering disebut minusi (minutiae), yang mana pembentukannya ditentukan sepanjang tujuh bulan yang pertama dari perkembangan janin. Sidik jari dari kembar identik adalah unik sehingga dengan demikian pola ujung jari setiap orang berbeda-beda. Harga scanner untuk melakukan akuisisi data sidik jari cukup murah. Ketelitian dari sistem pengenalan dengan sidik jari sekarang ini sudah cukup bagi sistem verifikasi skala kecil sampai menengah dan untuk sistem identifikasi yang menyertakan beberapa ratus pengguna. Gabungan beberapa sidik jari dapat menyediakan informasi tambahan yang memungkinkan untuk digunakan dalam pengenalan diri dalam skala besar. Ada beberapa permasalahan yang muncul pada sistem pengenalan diri dengan menggunakan sidik jari. Pertama, membutuhkan sumber daya komputasi yang besar terutama bila digunakan untuk sistem identifikasi. Kedua, Karena pengaruh usia, pekerjaan (pekerja fisik), luka, dan lain sebagainya, sidik jari seseorang dapat menjadi tidak jelas. Sulit untuk memperoleh ciri minusi dari sidik jari yang kurang/tidak jelas. Permasalahan yang terakhir, saat akuisisi data sidik jari menyentuh sensor. Sisa tekanan sidik jari biasanya masih menempel pada sensor, sehingga dapat mengganggu proses akuisisi berikutnya (Jain et al.,2004; Zhang,2004; Richards,2005).

6. Gaya berjalan (Gait)
Gaya berjalan seseorang adalah cara aneh atau unik dalam berjalan seseorang. Gaya berjalan tidak memiliki kemampuan membedakan yang tinggi, akan tetapi cukup dapat membedakan untuk keperluan verifikasi dengan tingkat keamanan yang rendah. Gaya berjalan adalah suatu biometrika tingkah laku karena sebab-sebab tertentu bisa jadi tidak terus sama dalam suatu periode waktu, seperti karena fluktuasi berat badan, luka-luka yang menyangkut sambungan pada otak, dan lain sebagainya. Proses akuisisi data gaya berjalan seseorang membutuhkan serangkaian video panjang agar gaya berjalan dapat diukur, sehingga secara komputasi cukup mahal (Jain et al., 2004).

7. Geometri Tangan (Hand geometry)
Sistem pengenalan dengan geometri tangan didasarkan pada sejumlah pengukuran dari tangan manusia, termasuk bentuk, ukuran telapak tangan, serta lebar dan panjang jari. Sistem verifikasi berbasis geometri tangan telah banyak digunakan. Tekniknya sangat sederhana, relatif mudah untuk digunakan, dan murah. Faktor-faktor seperti cuaca kering dan kulit kering tidak akan mempengaruhi ketelitian sistem verifikasi berbasis geometri tangan. Geometri tangan tidak sangat unik sehingga tidak dapat dikembangkan untuk sistem identifikasi. Lebih lanjut, informasi geometri tangan mungkin tidak sama sepanjang periode pertumbuhan anak-anak. Sebagai tambahan, barang barang perhiasan perorangan (misal: cincin), menjadi tantangan tersendiri dalam memperoleh ciri geometri tangan yang benar. Alat untuk akuisisi data geometri tangan memiliki ukuran besar, dan tidak bisa dipasang di dalam alat tertentu seperti laptop. Terdapat sistem verifikasi yang hanya menggunakan sedikit jari (khususnya, jari tengah dan telunjuk) sebagai ganti dari keseluruhan tangan. Alat ini lebih kecil dibandingkan jika menggunakan seluruh geometri tangan, tetapi masih lebih besar dari yang digunakan dalam beberapa biometrika lainnya seperti: sidik jari, wajah, suara (Jain et al.,2004; Zhang,2004).

8. Selaput Pelangi (Iris)
Selaput pelangi adalah daerah berbentuk gelang pada mata yang dibatasi oleh pupil dan sclera (bagian putih dari mata). Tekstur visual dari selaput pelangi dibentuk selama perkembangan janin dan menstabilkan diri sepanjang dua tahun pertama dari kehidupan janin. Tekstur selaput pelangi yang kompleks membawa informasi sangat unik dan bermanfaat untuk pengenalan pribadi. Kecepatan dan ketelitian dari sistem pengenalan berbasis iris sangat menjanjikan dan sangat memungkinkan untuk digunakan pada sistem identifikasi berskala besar. Masing-masing selaput pelangi adalah unik dan seperti sidik jari, tekstur selaput pelangi dari kembar identik adalah berbeda. Tekstur dari selaput pelangi sangat sulit untuk dirusak melalui pembedahan. Kelemahan dari pengenalan dengan selaput pelangi adalah alat untuk akuisisi data relatif mahal, karena alat akuisisi harus menjamin kenyamanan pengguna dalam memakainya (Jain et al., 2004).

9. Gaya Penekanan Tombol
Setiap orang mengetik pada keyboard dengan karakteristik tertentu dapat dianggap sebagai suatu biometrika. Tingkah laku ini tidak begitu unik akan tetapi hal ini menawarkan informasi yang cukup untuk verifikasi identitas. Dinamika tombol adalah suatu biometrika tingkah laku, yang untuk beberapa individu, bisa diamati adanya berbagai variasi di dalam pola pengetikan. Biometrika penekanan tombol murni dapat diselesaikan secara piranti lunak dan dapat digunakan sebagai perluasan dari PASSWORD atau PIN. Ketika seseorang menekan password atau PIN, dinamika penekanan tombol seperti waktu yang dibutuhkan untuk menemukan suatu tombol, lama waktu yang dibutuhkan untuk menekan suatu tombol, dan kecepatan pengetikan password atau PIN dapat digunakan sebagai biometrika. Tidak dibutuhkan perangkat keras tambahan untuk menerapkan biometrika ini sehingga dapat dijadikan sebagai biometrika alternatif dengan biaya rendah untuk meningkatkan keamanan.
Dinamika penekanan tombol seseorang dapat mengalami perubahan yang disebabkan beberapa faktor berikut. Kondisi emosional (mood) pengguna. Pengguna yang mengalami stress, dinamika penekanan tombolnya dapat berubah. Faktor lainnya adalah frekuensi (sering tidaknya) pengguna memasukkan password atau PIN. Semakin sering seseorang memasukan password atau PIN maka pengguna akan semakin cepat dalam menemukan tombol, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk menekan suatu tombol, dan kecepatan pengetikan akan membutuhkan waktu semakin sedikit, demikian juga sebaliknya jika pengguna jarang memasukkan password akan memperlambat dinamika penekanan tombolnya.

10. Bau (odor)
Telah diketahui bahwa masing-masing obyek memancarkan suatu bau yang merupakan karakteristik tentang komposisi kimia dari objek tersebut, dan ini bisa digunakan untuk membedakan antara satu objek dengan objek lainnya. Suatu komponen yang menyangkut bau yang dipancarkan oleh badan manusia dapat membedakan individu tertentu. Masih belum diketahui apakah bau badan bisa dideteksi di diantara bau obat penghilang bau badan dan dari komposisi kimia yang bermacam-macam melingkupi lingkungan (Jain et al., 2004).

11. Telapak tangan (Palmprint)
Telapak tangan memiliki area yang jauh lebih besar daripada jari sehingga telapak tangan diharapkan memiliki kemampuan yang lebih membedakan dibanding sidik jari (Jain et al., 2004; Zhang,2004). Penjelasan lebih rinci tentang telapak tangan dapat dilihat pada sub bab 2.2.7.

12. Selaput Jala (Retina)
Pembuluh darah selaput jala kaya akan struktur dan merupakan suatu karakteristik unik dari individu. Selaput jala diklaim menjadi biometrika yang paling menjamin karena tidak mudah untuk berubah. Untuk mendapatkan citra selaput jala, seseorang harus mengintip ke dalam suatu sensor dan memfokuskan pada suatu noda khusus di dalam bidang tertentu sehingga diperoleh bagian dari pembuluh selaput jala yang ditentukan. Akuisisi citra selaput jala membutuhkan kerjasama dari subjek dan memerlukan kontak dengan lensa mata. Semua faktor ini berpengaruh kurang baik bagi penerimaan masyarakat terhadap biometrika selaput jala. Pembuluh selaput jala dapat mengungkapkan beberapa kondisi-kondisi medis, seperti hipertensi, yang merupakan faktor lain yang menghalangi penerimaan masyarakat terhadap biometrika berbasis selaput jala (Jain et al., 2004).

13. Tanda tangan (signature)
       Tanda tangan telah diterima diberbagai negara di dunia dan telah digunakan dalam pemerintahan, sah menurut undang-undang, sebagai metoda verifikasi dalam transaksi Beberapa ciri berharga pada tanda tangan yang telah digunakan untuk sistem pengenalan secara otomatis adalah tampilan tanda tangan, jumlah pola-pola tertentu yang muncul pada tanda tangan, seberapa keras tekanan pensil saat menulis tanda tangan, lama waktu yang dibutuhkan untuk menulis keseluruhan tanda tangan, dan arah gerak penulisan tanda tangan.
Tanda tangan merupakan suatu biometrika tingkah laku yang dapat berubah pada masa waktu tertentu dan dipengaruhi oleh keadaan fisik dan kondisi-kondisi emosional dari orang yang menandatangani, dan para. pemalsu profesional mampu mereproduksi tandatangan yang dapat mengelabui sistem.
Sistem biometrika tanda tangan sangat tepat diterapkan pada beberapa aplikasi dimana pengguna merasa nyaman menggunakan pensil, seperti login ke sistem PDA, verifikasi transaksi kredit card, dan ketika melakukan otorisasi pada kontrak digital.

14. Suara (voice)
Sistem pengenalan berbasis suara menganalisa bentuk gelombang dan pola-pola tekanan udara yang dihasilkan ketika seseorang berbicara kedalam mikropon.
Biometrika suara sesungguhnya merupakan kombinasi dari karakteristik fisiologis dan tingkah laku. Mulut, rongga hidung, bibir, gigi, dan lain-lainya merupakan karakteristik fisiologis (fisik) yang berkaitan dengan bagian-bagian pembentukan suara, sedangkan bagaimana seseorang mengucapkan suaranya, tekanan udara yang bervariasi sepanjang waktu pembicaraan merupakan karakteristik tingkah laku.
Suara seseorang dapat berubah sehubungan dengan perkembangan jaman, kondisi-kondisi medis (seperti kedinginan), emosional, dan lain lain merupakan faktor-faktor yang akan mempengaruhi sistem berbasis biometrika suara. Memisahkan derau latarbelakang (background noise) merupakan tantangan terberat dalam membangun sistem berbasis biometrika suara.
Salah satu penerapan sistem biometrika berbasis suara adalah pengenalan seseorang melalui jaringan telpon.

15. Gigi (dental)
Pengenalan menggunakan biometrika gigi sangat berperan ketika terjadi bencana hebat seperti bom dan kecelakaan pesawat, yang sering kali disertai kerusakan hebat dan kebakaran. Wajah, sidik jari, telapak tangan, kartu identitas sulit untuk digunakan untuk mengenali korban karena kemungkinan besar mengalami kerusakan berat. Pada kondisi ini gigi dapat digunakan untuk mengenali korban (Kong, 2002).

16. Bibir (lips)
Pengenalan menggunakan biometrika gigi sangat berperan ketika terjadi bencana hebat seperti bom dan kecelakaan pesawat, yang sering kali disertai kerusakan hebat dan kebakaran. Wajah, sidik jari, telapak tangan, kartu identitas sulit untuk digunakan untuk mengenali korban karena kemungkinan besar mengalami kerusakan berat. Pada kondisi ini gigi dapat digunakan untuk mengenali korban (Kong, 2002)
“Badanmu adalah password-mu” itulah ungkapan yang sering melekat pada istilah biometrika. Ungkapan tersebut tidak berlebihan karena memang demikian adanya. Secara harfiah, biometrika atau biometrics berasal dari kata bio dan metrics. Bio berarti sesuatu yang hidup, dan metrics berarti mengukur. Biometrika berarti mengukur karakteristik pembeda (distinguishing traits) pada badan atau perilaku seseorang yang digunakan untuk melakukan pengenalan secara otomatis terhadap identitas orang tersebut, dengan membandingkannya dengan karakteristik yang sebelumnya telah disimpan pada suatu database. Pengertian pengenalan secara otomatis pada definisi biometrika diatas adalah dengan menggunakan teknologi (komputer). Pengenalan terhadap identitas seseorang dapat dilakukan secara waktu nyata (realtime), tidak membutuhkan waktu berjam-jam atau berhari-hari untuk proses pengenalan itu.

Secara umum karakteristik pembeda tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu karakteristik fisiologis atau fisik (physiological/physical characteristic) dan karakteristik perilaku (behavioral characteristic). Biometrika berdasarkan karakteristik fisiologis/fisik menggunakan bagian-bagian fisik dari tubuh seseorang sebagai kode unik untuk pengenalan, seperti pengenalan wajah, DNA, sidik jari, iris, telapak tangan, retina, telinga, jejak panas pada wajah, geometri tangan, pembuluh tangan, gigi dan bau (komposisi kimia) dari keringat tubuh.

Sedangkan biometrika berdasarkan karakteristik perilaku menggunakan perilaku seseorang sebagai kode unik untuk melakukan pengenalan, seperti gaya berjalan, hentakan tombol, tanda tangan dan suara. Khusus untuk suara lebih tepat disebut sebagai karakteristik gabungan, karena suara dibentuk berdasarkan karakteristik fisik (bagian-bagian fisik tubuh manusia yang memproduksi suara) dan karakteristik perilaku (cara atau logat seseorang dalam berbicara).

Sistem pengenalan diri mempunyai tujuan yaitu untuk meningkatkan keamanan sistem, sehingga kemampuan sistem pengenalan diri dalam mengenali target secara tepat sangatlah penting. Contohnya sistem pengenalan pelaku kejahatan menggunakan pengenalan wajah. Berdasarkan wajah pelaku kejahatan, sistem secara otomatis akan mencari identitas pelaku pada basisdata kejahatan.

Penerapan Biometrika dalam basis data:
Penerapan basis data pada system biometrika kami meyebutkan dalam penggunaan biometrika itu untuk sistem pengenalan memiliki beberapa keunggulan dibanding sistem lama yang pernah ada (penggunaan password, pin, kartu, dan kunci) di antanya:

a. Non-Repudiation
Suatu sistem yang menggunakan teknologi biometrika untuk melakukan suatu akses, penggunanya tidak akan dapat menyangkal bahwa bukan dia yang melakukan akses atau transaksi, hal ini dapat terjadi disebabkan oleh adanya data base yang telah tersimpan mengenai pemilik account pada data yang bersangkutan.
b. Keamanan (Security)
Sistem basis data berbasis password dapat diserang menggunakan metode atau algoritma bourte fouce sedangkan sistem biometrika tidak dapat diserang dengan cara ini karena sistem biometrika membutuhkan kehadiran pengguna secara langsung pada proses pengenalan.
c. Penyaringan (Screening)
Proses penyaringan diperlukan untuk mengatasi seseorang yang banyak menggunakan identitas, seperti teroris yang dapat menggunakan lebih dari satu paspor untuk memasuki suatu negara. sebelum menambahkan identitas seseorang ke sistem, perlu dipastikan terlebih dahulu bahwa identitas seseorang tersebut belum terdaftar sebelumnya. untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan proses penyaringan identitas yang mana sistem tradisional tidak dapat melakukuannya. Biometrika mampu menghasilkan atau menyaring beberapa informasi sidik jari atau wajah yang mirip dengan sisik jari atau wajah yang di cari.



sumber : subidubida.webnode.com
                 id.wikipedia.org/wiki/Pemindai_biometrik
[ Read More ]